Psikopat 2 : Perjalanan
Hidup
Karya : Taufikur Rahman
Cerita ini merupakan fiksi
semata hasil imajinasiku dan merupakan sequel Psikopat 1. Cerita di season 2
ini kembali menggunakan cerita flashback serta menggunakan alur mundur. Tokoh
utama masih menggunakan Joni.
2014
Sebenarnya hidupku dulu
tak seburuk sekarang. Dulu aku dibesarkan oleh keluarga yang kaya dan penuh
kasih sayang. Sejujurnya aku rindu moment-moment seperti saat itu. Kini
semuanya hanya tinggal kenangan yang ada hanya rasa pedih dan pahit yang
menyelimuti hati ini dan harus terus kujalani.
Flashback…
2003
Akhir tahun ini akan
kuhabiskan untuk liburan beserta keluarga. Aku , kak Sinta, Ayah dan Ibu akan
berlibur ke Bali wuuhh.. sungguh menyenangkan. Biasanya ayah dan ibu sibuk
mengurusi kantornya yang sekarang bisa dikatakan maju pesat. Tapi meski begitu
kedua orangtuaku selalu menyempatkan untuk mengatur keperluan anak-anaknya. Aku
bangga sekali dengan mereka. Aku lupa bahwa liburan akhir tahun ini bertepatan
saat aku duduk dibangku kelas 4 Sekolah Dasar.
“Bu, kapan kita akan berangkat ke Bali ? aku sudah gak
sabar nih !”, “iya sayang ! kalo tidak ada halangan lusa kita segera berangkat
!”, ibuku mengelus rambutku pelan. Kemudian ibu melanjutkan tugas-tugasnya aku
hanya tersenyum simpul.
2004
Awal tahun yang menyenangkan, seluruh keluarga telah
sampai di Bali. Sesampainya aku, kakak, dan orangtuaku sampai di hotel kami
langsung bergegas menyiapkan barang-barang yang akan dibawa kebeberapa tempat
wisata di Bali. Aku sering mengganggu kakakku hingga membuatnya marah haha..
ayah datang meleraikannya. Mulai dari Tanah Lot, Nusa Dua sampai Pantai Kuta
telah kukunjungi. Kami juga melakukan foto keluarga di berbagai tempat di sana.
Seminggu sudah kami dibali besok sudah waktunya pulang
dan kembali beraktifitas di sekolah. “Yah aku masih belum puas disini !”,
“kalau begitu kakak saja disini aku, ayah, dan ibu kembali ke Jakarta wekk !”,
kakak hanya membalas dengan decakkan kesal, aku dan kedua orangtuaku tertawa
melihat tingkah kakak yang tingkahnya melewatiku yang masih terbilang anak-anak
padahal ia sudah memasuki kelas 1 SMP.
Sesampainya dirumah kami mulai mengemasi barang-barang
yang dibawa dari Bali. Mulai dari pakaian hingga barang-barang belanjaan kami
bawa, merepotkan bukan. Untung saja aku masih anak-anak sehingga ibuku masuk
dan beristirahat duluan. Kulihat kak Sinta iri padaku sedangkan ia tak
diijinkan haha.. kasian dia.
2005
Aku telah memasuki kelas
5 SD dan prestasiku terus cemerlang. Bukan bermaksud menyombongkan diri tapi
sejak kelas 1 sampai sekarang aku selalu menempati posisi 3 besar. Hal ini
karena perhatian dan kasih sayang yang diberikan kedua orang tuaku.
Suatu hari saat pulang sekolah aku mendegar pertengaran
ayah dan ibu, aku tak tahu apa penyebabnya karena jarang sekali kedua
orangtuaku bertengkar. “Kak, ada apa dengan mereka ?”, kakak tersenyum padaku. Iapun menjelaskan
kejadian itu. Yang mengejutkan bahwa perusahaan orangtuaku sedang mengalami
krisis sehingga ayah dan ibu saling menyalahkan. Tapi ada yang janggal pada
kasus ini. Kak Sinta mengira ada orang
ketiga penyebab kasus ini. Aku tak mengerti apa-apa sehingga aku
memutuskan untuk diam saja.
“Jadi bagaimana ini ?”, “Bagaimana apa ! ini pasti karena
kesalahanmu sendiri !”, “kau menyalahkanku ! bukannya kau punya seseorang yang
kau percayai selain aku di perusahaan, kau tak pernah mencurigainya !’, “tidak
mungkin dia pelakunya aku tahu dia siapa dan bagaimana sifatnya !”, “ ingat yah
! kita tak pernah tahu isi hati seseorang ! sikap luarnya yang baik belum tentu
dengan sikap dalamnya !’, ayahpun terdiam setelah mendengar penuturan ibu. Aku hanya berada di depan
pintu mereka hendak menyerahkan barang namun kuwurungkan setelah kejadian ini.
Sejak pertengkaran itu ayah dan ibu jarang memberi
perhatian lebih padaku dan kakak, mereka semakin sibuk mengurusi perusahaannya
yang mengalami krisis. “ bu, bisakah kau membantuku mengerjakan PR ini ?”,
“Joni ! kamu tidak melihat ibu sedang sibuk ya ? itukan tugasmu kerjakan
sendiri !”, bentak ibu padaku, aku tidak tahu sejak kapan air mata ini
tiba-tiba muncul. Ini adalah pertama kalinya Ibu membentakku sebegitu kerasnya.
Kakak yang mendengar tangisanku langsung kekamarku dan menenangkanku. Aku harus
mengerti dengan keadaan kelurga kami
sekarang.
Hari demi hari kulewati perusahaan orangtuaku sudah
kembali kepuncaknya. Aku bahagia akan hal itu tapi entah kenapa orangtuaku
semakin sibuk, mereka hanya memberi perhatian padaku ketika malam sebelum tidur
dan pagi hari sebelum berangkat ke sekolah. Namun ada hal janggal, ketika aku
dan kakak hendak berangkat sekolah, aku selalu melihat sosok yang mencurigakan
selalu mondar-mandir di depan rumahku. Aku mencoba menanyakan sosok itu ke
kakak ataupun ayah dan ibu tapi mereka tidak percaya dan menganggap sosok itu
hanyalah orang yang sedang berjalan saja atau pengemis.
Akhirnya kejadian itupun dimulai. Pukul 22.00 semua orang
di rumahku tertidur tapi tidak untukku aku merasa ketakutan dan merasa akan ada
hal buruk. Aku tak tenang hingga aku nekat keluar kamar untuk memasuki kamar
Kak sinta. “kak, kau sudah tidur ?”, tidak ada jawaban dari dalam. Akupun
memutuskan untuk memasuki kamarnya. Kulihat kakak sedang tertidur nyenyak, tapi
karena perasaanku semakin buruk malam ini akupun membangunkannya. “mm.. Ada apa
Jon ? kenapa kamu masuk kamar kakak sembarangan heh ? kakak terkejut dengan
kedatanganku kekamarnya tanpa meminta ijin terlebih dahulu. “aku sudah minta
ijin untuk masuk tapi gak ada jawabannya ya sudah aku masuk lagian kamarnya
juga tdak dikunci !”, “ahh.. ada apa sih jon malam-malam ke kamar kakak segala
?”,”aku tidak bisa tidur kak aku merasa ada hal buruk !”, “ahh.. itu Cuma
perasaanmu saja 1 sudahlah tidur sana !”, ketika kakak hendak mengantarku ke
kamar terdengar suara langkah kaki segerombolan orang. Kakakpun menarik
tanganku dan mencari tempat sembunyi. Dugaan kak Sinta benar aku tak tahu siapa
orangnya karena wajag mereka tertutupi
kain hitam aku tak tahu apa namanya . Yang kutahu pasti mereka mempunyai niat
buruk. Kulihat mereka memencar ada sekitar 5 orang disana.
Tiba-tiba terdengar suara.. “Ahh.. siapa kamu ? tolong..
to..” suaranya terputus dari kamar ayah dan ibu. Kurasa itu suara ibu meminta
tolong, aku ingin keluar melihatnya tapi kakak menahanku. Setelah itu kulihat
penjahat yang lain mencuri barang-barang bernilai lainnya. “Gimana berhasil ?”,
“mereka berdua sudah berhasil kami bunuh bos tapi keberadaan kedua anaknya
tidak diketahui !”,
“ahh.. sial ! tapi tak
apalah anaknya gak penting ! bagaimana dengan barangnya ?”, “Kami sudah dapat
bos !”, “bagus ! kalau begitu ayo kita segera pergi sebelum banyak orang yang
mencurigai ayo !” aku menangis selama mendengar percakapan mereka aku tidak
tahu apa yang mereka cari tapi untungnya kakak mendekap mulutku sehingga
penjahat itu tidak mampu mendengarnya.
Selepas perginya para penjahat tadi itu kakak langsung
mengecek barang-barang penting yang ada di ruangan orangtuanya sementara aku
langsung pergi ke kamar ayah dan ibu untuk mengecek keadannya. Aku terdiam tak
bisa bicara apa-apa lagi tiba-tiba badanku terjatuh ke lantai tak mampu menahan
beban ini. Yang kulihat hanya mayat kedua orangtuaku dalam keadaan mengenaskan
, mereka di penuhi darah , ruangan itu penuh darah mereka. ”ahh.. ayahhhh !
ibuuuuu ! kenapa kalian meninggalkanku ?”, Akupun menangis histeris setelah
melihat keadaan mereka berdua. Kakak yang mendengar teriakanku langsung
menemuiku. Ia tampak mematung melihat pemandangan didepannya. Bukan pemandangan
yang indah tapi pemandangan penuh darah. “Kenapa kalian meninggalkanku ? kalian
pernah berjanji untuk selalu menjagaku kan ? bangun.. bangun.. ayahh.. ibu..
aku menyayangi kalian ! aku mohon bangun !”, kakak menenagkanku sambil menangis
tersedu-sedu di depan mayat mereka yang penuh darah.
Keesokan harinya rumahku penuh dengan kedatangan polisi.
Aku masih takut dan trauma akan hal yang kulihat kemarin. Kakak menjelaskan
kejadian itu kepada polisi dan ternyata para penjahat itu mencuri barang-barang
penting perusahaan orangtuanya. Sejak saat itu aku menjadi anak yang dingin dan
pendiam, aku mengalami trauma berat akibat hal itu. Namun kakakku selalu dengan
sabar membantuku selama menjalani terapi psikis.
1 tahun…
2 tahun..
2007
Aku terus menjalani
terapi psikis hingga aku dinyatakan sembuh oleh dokter. Aku bahagia karena bisa
pulang ke rumah tapi suasananya telah berubah tak seperti tahun-tahun
sebelumnya. Aku masih bisa merasakan suasana dulu ketika ibu mempersiapkan
makanan ketika akan berangkat sekolah, ketika sedang bermain bersama ayah. Kakakku
memelukku kutahu ia juga merasakan situasi yang kurasakan sekarang. Sejak
itulah pribadiku menjadi tertutup. Tapi aku berjanji akan bangkit dan terus
berprestasi dalam menjalankan pendidikanku.
2010
Kini aku bersekolah di suatu SMK ternama di wilayahku, sekolah itu populer
karena di pandang baik oleh masyarakat luas. Pada awalnya aku berpikiran sama
namun ternyata hal itu tak sesuai dengan kenyataannya. Ketika aku masih di SMK
aku dikenal sebagai siswa menggapku sebagai bonekanya. Pada saat itu aku selalu
diperalat oleh mereka. Mereka selalu memintaku mengerjakan PR nya dan
menyuruhku seenaknya jika aku menolak mereka akan memberiku balasan berupa
pukulan, merusak barang-barangku dan tindakan pembulian lainnya ( kelanjutannya
baca psikopat 1 ).
Kak sinta sekarang menjadi penerus perusahaan
orangtuaku, usut demi usut ia telah mengetahui siapa pembunuh orangtuaku.Dia
adalah orang kepercayaan ayah, kini dia telah dipenjara.
Kak sinta
berhasil memajukan kembali perusahaan Orangtuaku dan menjadi orang yang sukses.
Karena kesibukaannya sendiri aku tak mau mengganggunya dan memutuskan menjadi
penyendiri.
Flashback
end..
2014
Aku tertawa miris mengingat hal itu
haha.. kini semua telah berubah 180 derajatdiriku yang dulu telah mati dan
berganti menjadi sosok yang kuat. Maaf ayah ibu dan kak Sinta aku tidak bisa
menempati janjiku pada kalian pada waktu itu. sudah kubilangkan ini dunia
baruku dunia psikopat. Jangan pernah kalian kira aku menjadi psikopat berarti berkepribadian
buruk, aku memang melakukan pembunuhan tapi ada tujuan sendiri. Aku hanya
membantu dan menolong sosok yang tersakiti, bahkan aku pernah mebunuh sepasang
kekasih gelap karena si cowok telah menghianati cinta dan kasih sayang yang
diberikan pacar aslinya.
Aku memang tak sempat melihat adegan pembunuhan yang
dilakukan oleh pembunuh itu kepada ayah dan ibu tapi aku sudah punya teknik
tersendiri saat membunuh. Dan kukira teknik itu akan kuberikan pada gadis
cantikku,” Selamat datang kembali sayangku Sellaku haha.. nyawamu ada
ditanganku sekarang hahaha… !”, aku mengingat kejadian pagi ini yang kembali
bertemu Sella di tempat itu.
-
The End –
Maaf kalo
masih jelek bin amburadul soalnya masih pemula masih butuh kritik dan saran
yang membangun cerpen ini ! bagi yang sudah membaca cerpenku tolong beri kritik
dan saran ya ! demi kemajuan dunia cerpenku. Next Project Short Story is
Psikopat 3 : Misi dan Pencarian. See u ^^